Friday 21 October 2011

Tantangan dan Strategi BULOG Mencari Beras Berkualitas


TANTANGAN DAN STRATEGI BULOG
MENCARI BERAS BERKUALITAS

Julkhaidar Romadhon

A. Pendahuluan

            Tahun 2010 merupakan tahun tantangan bagi Perum BULOG. Mengapa tidak, disaat situasi iklim yang tidak menentu BULOG tetap dibebani stok beras yang dipandang cukup aman. Tahun 2010 hampir berlalu, tetapi hasilnya sangat jauh berbeda dengan tahun 2009. Jika tahun 2009 stok kita hampir mendekati 4 juta ton, tahun 2010 tidak mencapai 2 juta ton.
Prediksi-prediksi dari pengamat perberasan, tentang hasil pengadaan BULOG tidak meleset. Mereka telah memprediksi bahwa pengadaan BULOG tahun ini tidak akan berjalan optimal alias seret, dan akhirnya akan terjadi impor. Banyak orang yang membantah terutama dari pihak kementerian pertanian, mereka tetap yakin bahwa tahun ini akan terjadi surplus atau terjadinya kenaikan produksi sehingga tidak akan terjadi impor. Tetapi yang terjadi apa, prediksi itu benar, target pengadaan tidak tercapai dan pada akhir tahun terjadilah impor untuk menutupi kekurangan stok.
Prediksi-prediksi itu bukannya tidak berdasar, mereka telah tahu bahwa tahun 2010 akan terjadi el nino Hanya berdasarkan satu indicator yaitu el nino. Begitu hebatnya el nino ini hingga hampir menghancurkan wibawa pemerintah, reputasi kementerian pertanian hingga reputasi BULOG. Mereka yang tiba-tiba menjadi hero berubah langsung menjadi zero. “ from hero to zero “. Kenapa begitu hebatnya pemerintah mengatakan swasembada beras, tiba-tiba langsung kembali menjadi pengimpor beras.
            Hal ini jelas membuat bingung rakyat awam Indonesia. Mereka seolah-olah pasti tidak percaya, ada apa gerangan yang terjadi. Mengapa di saat kampanye pemilihan presiden, slogan swasembada beras jor-joran di kumandangkan, baik oleh  calon presiden, menteri pertanian ataupun pihak partai terkait yang mengklaim keberhasilan mereka. Tetapi ketika sudah duduk di pemerintahan apa yang terjadi, begitu dihantam kekeringan produksi langsung turun, ujung-ujungnya impor. Inilah namanya “swasembada semu”.
            Untunglah reputasi pihak yang terkait tersebut diselamatkan oleh banyaknya pemberitaan media, baik eletronik maupun cetak. Mulai dari kasus Mafia pajak Gayus Tambunan, banjir bandang wasior di papua, meletusnya gunung  Merapi, tsunami yang menghancurkan pulau mentawai hingga kekerasan tenaga kerja Indonesia (TKI) Sumiati di Arab Saudi. Tiada habisnya pemberitaan media hingga menutupi apa yang terjadi terhadap dunia perberasan di Indonesia

B. Permasalahan Impor Beras di Indonesia
            Umumnya kata-kata “impor” bagi rakyat Indonesia sangat sensitif. Begitu terdengar kata-kata impor ini, media juga akan jor-joran mempublikasikannya. Lawan politik baik diluar ataupun didalam pemerintahan seperti DPR akan mengupas isu panas ini habis-habisan. siap-siap reputasi pemerintah kita dipertaruhkan. Kalau posisi pemerintah kita terancam maka siap-siap bagi lembaga yang berurusan langsung dengan pangan ini untuk dijungkir balikkan sebagai tumbal untuk disalahkan. Mulai dari pencopotan hingga yang paling parah yaitu restrukturisasi. “ehm..ehm begitu kejamnya”.
            Swasembada semu ini sebenarnya sudah diprediksi oleh pejabat BULOG dalam tulisannya yang dimuat pada beberapa edisi WIB yang lalu yang sekarang sudah pensiun, Ia mengatakan keberhasilan swasembada beras tahun 2010 hanyalah factor keberuntungan, apalagi kalau bukan factor alam yaitu iklim & cuaca. Factor lain yang tidak ikut menunjang seperti ketersediaan pupuk yang langka serta mahal, pembangunan irigasi dapat dilihat dari anggaran departemen PU yang tidak meningkat serta ketersediaan bibit dari departemen pertanian yang anggarannya tidak meningkat.
            Ramalan tersebut pun tepat di kala cuaca langsung berubah menjadi kekeringan, produksi padi langsung merosot tajam dan pada akhirnya menjadi impor. Hal ini tidak dapat dicegah dengan factor-faktor lain seperti ketersediaan pupuk dan bibit. Malahan dalam setiap pertemuan, wakil dari kementerian pertanian selalu membantah akan terjadinya impor. Mereka hanya berpatokan pada angka-angka produksi yang dinilainya selalu surplus. Mereka harus mengatakan itu karena itu menyangkut harga diri kementerian mereka yang bisa dinilai gagal menjalankan tugasnya.



C. Kendala Utama Pengadaan BULOG                                           
                Cuaca memang faktor alam yang tidak bisa dicegah. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa bersahabat dengan alam. Dengan perlakuan yang tepat alam dapat dikendalikan. Ketika alam sudah tidak dapat dikendalikan, panen gagal, banyak petani yang rugi. Hal ini dikarenakan hasil beras mereka tidak memenuhi standar kualitas. Kalaupun dijual pasti akan dibeli oleh tengkulak dengan harga rendah. Kalau sudah dibeli dengan harga rendah, pemberitaan akan ramai memberitakan bahwa BULOG tidak berpihak kepada petani.
            Kalau seperti ini situasinya, jelas kita bagaikan makan buah simalakama. Kalau dimakan mati bapak, tidak dimakan mati emak. Cuaca yang tidak bersahabat seperti hujan yang sering turun terkadang sampai banjir jelas mendesak petani untuk segera memanen hasil panen mereka walaupun belum cukup umur untuk dipanen. Kalau sudah dipanen seperti itu, hasil padi yang dihasilkan tidak seragam, banyak butir hijau yang ikut terpanen. Butir hijau yang dipanen ini jika digiling akan menghasilkan butir kapaur. Hujan yang tidak pernah berhenti juga akan mengakibatkan proses pengeringan dengan sinar matahari tidak sempurna, akibatnya beras yang dihasilkan akan banyak sekali broken atau butir patah akibat tingginya kadar air.
            Walaupun menggunakan mesin pengering, kebanyakan petani tidak terbiasa menggunakannya. Mereka sudah terbiasa menggunakan pengeringan alami yaitu sinar matahari. Akibat ketidak tahuan mereka itu, beras yang dihasilkan akan berwarna hitam karena terlalu lama dikeringkan.
            Para ujung tombak BULOG terutama yang di bagian operasional yaitu kepala UPGB dan kepala gudang, harus berhati-hati dalam menghadapi fenomena alam ini. Kalau tidak benar-benar memperhatikan standar kualitas BULOG yang telah ditetapkan pemerintah, akan membahayakan mereka sendiri. Kelebihan kadar air sedikit, akan menyebabkan beras berubah warna dan berdebu. Mengambil beras yang butir patahnya lebih dari 20% akan mempermudah mikrobia untuk merusak butir-butir beras yang ada.


D. Strategi Mencari Beras Berkualitas
            Mencari beras berkualitas memang sulit di era sekarang. Apalagi ditengah kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Selain itu juga factor penggilingan padi tidak boleh dilupakan. Karena penggilingan inilah yang menjadi kunci utama peningkatan mutu dan rendemen beras.
            Beras berkualitas sebenarnya tidak sulit didapatkan. Asalkan pemerintah serius untuk mencari akar permasalahan yang selama ini terjadi. Pemerintah harus focus untuk meningkatkan kinerja sector pertanian, baik dari kegiatan pra panen mulai dari penyediaan bibit unggul, irigasi, pupuk dan obat-obatan, sampai dengan kegiatan pasca panen melalui teknologi penggilingan padi.
            BULOG sebagai badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah juga harus difungsikan semaksimal mungkin. BULOG harus didukung dan didorong agar lebih proaktif lagi. Rencana pemerintah yang lebih pro rakyat agar dapat didelegasikan kepada badan usaha yang satu ini.
            Beberapa hal konkret yang harus dilalukan pemerintah dalam rangka untuk mewujudkan pengadaan beras berkualitas oleh BULOG adalah :

1. Pemberlakuan HPP gabah dan beras yang fleksibel.
            Strategi ini bukannya sekali didengungkan oleh para pakar, tetapi sudah berkali-kali, nyatanya yang berlaku sekarang adalah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tunggal. Akibat dari HPP tunggal ini, BULOG kesulitan untuk mendapatkan beras murah berkualitas standar pemerintah.
            Strategi ini sangat penting karena berimplikasi kepada petani. Petani akan termotivasi untuk meningkatkan produktivitas sawah dan mutu daripada gabah serta beras  mereka. Prinsip yang berlaku adalah kualitas yang baik akan dibeli dengan harga tinggi sedangkan sebaliknya kualitas yang jelek akan dibeli dengan harga rendah. Jika hal itu yang terjadi, petani akan berpikir panjang dalam hal memproduksi gabah dan beras dengan kualitas rendah.

2. Mendukung BULOG dalam hal pengadaan Teknologi Penggilingan Padi yang Modern.
            Kunci utama dalam hal mutu beras adalah di penggilingannya. Untuk menghasilkan beras bermutu tinggi, diperlukanlah teknologi penggilingan padi yang lengkap. Karena BULOG adalah perusahaan milik pemerintah, sudah selayaknya jika diberikan investasi berupa teknologi penggilingan padi canggih. Teknologi penggilingan padi berupa mesin-mesin berkualitas dan berkapasitas tinggi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan mutu yang selama ini terjadi.
            Pemerintah tidak akan rugi melakukan investasi besar-besaran teknologi penggilingan padi kepada BULOG, dikarenakan BULOG sudah berpengalaman puluhan tahun dalam hal dunia perberasan.  Perusahaan ini juga memiliki jaringan kantor dan gudang di seluruh Indonesia. Jaringan pemasaran baik di dalam dan luar negeri juga sudah dikuasai, sumber daya manusia juga sudah berpengalaman puluhan tahun. Jadi  pemerintah tidak perlu ragu lagi terhadap BULOG, karena nanti jika sudah berhasil pemerintah sendiri yang akan menerima untungnya.

BULOG sebagai perusahaan pemerintah yang mendapat tugas melakukan penyerapan gabah dan beras petani juga tidak boleh berdiam diri, beberapa Strategi yang harus diambil antara lain :

1. Jemput Bola
            Strategi ini harus diambil mengingat semakin banyaknya pemain yang mulai meramaikan dunia perberasan. Jika terlambat sedikit maka kesempatan  akan hilang. Gabah ataupun beras yang produksinya tidak menentu ini harus dijemput langsung di lapangan oleh para satgas. Satgas-satgas pengadaan ini harus setiap saat memantau perkembangan proses pemanenan ini di daerah masing-masing. Sehingga jika terus dipantau, keputusan akan cepat diambil untuk memberikan strategi apa yang tepat untuk diterapkan.

2. Pangkas Birokrasi dan prosedur     
Petani banyak yang tidak tahu urusan surat-menyurat, yang mereka tahu adalah menjual padi dan gabah mereka untuk mendapatkan uang yang kemudian dibelanjakan kembali. Hal inilah yang harus dipikirkan oleh BULOG dalam rangka reformasi birokrasi. Birokrasi dan prosedur yang berbelit-belit sangat menyulitkan dalam hal penyerapan gabah dan beras. Penyederhanaan birokrasi dan prosedur, apakah melalui satu pintu, satu atap, atau satu ruangan harus segera dilaksanakan. Jika masih tidak ada penyederhanaan, dapat dipastikan para petani langsung menjual kepada para tengkulak, kalau sudah begini BULOG hanya bias termangu dan gigit jari.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
            Sumber Daya Manusia merupakan kunci dari kemajuan sebuah perusahaan. Perusahaan tidak dapat menjalankan visi dan misi nya jika karyawannya banyak yang tidak mengerti apa yang akan dilakukan. Oleh karena itu pengembangan SDM ini harus mendapatkan prioritas pengembangan.
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan atau training, seminar dan workshop, program beasiswa untuk sekolah bahkan studi banding ke luar negeri. Pengembangan ini tidak hanya melulu mengenai bidang pertanian tetapi berbagai bidang seperti keuangan, manajemen, produksi dan lainnya.  Dengan SDM yang handal, apapun kebijakan pemerintah dan program kerja perusahaan dapat diterjemahkan segera oleh para karyawan.

E. Penutup
            Masalah perberasan di Indonesia begitu kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengadaan kuantitas dan kualitas beras. Jika tidak didukung oleh strategi yang tepat, kejadian-kejadian sebelumnya akan terulang kembali. Oleh Karena itulah diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah sampai ke masyarakat.
            BULOG sebagai lembaga pemerintah yang ditugasi dalam hal pengadaan beras juga harus lebih aktif lagi, tidak boleh menunggu. Strategi yang tepat akan membuat BULOG mampu melewati tantangan ini, dan membawa BULOG menjadi perusahaan besar serta professional.

No comments:

Post a Comment

komentar