TANTANGAN
DAN STRATEGI BULOG
MENCARI
BERAS BERKUALITAS
Julkhaidar
Romadhon
A.
Pendahuluan
Tahun
2010 merupakan tahun tantangan bagi Perum BULOG. Mengapa tidak, disaat situasi
iklim yang tidak menentu BULOG tetap dibebani stok beras yang dipandang cukup
aman. Tahun 2010 hampir berlalu, tetapi hasilnya sangat jauh berbeda dengan
tahun 2009. Jika tahun 2009 stok kita hampir mendekati 4 juta ton, tahun 2010
tidak mencapai 2 juta ton.
Prediksi-prediksi dari pengamat
perberasan, tentang hasil pengadaan BULOG tidak meleset. Mereka telah
memprediksi bahwa pengadaan BULOG tahun ini tidak akan berjalan optimal alias
seret, dan akhirnya akan terjadi impor. Banyak orang yang membantah terutama
dari pihak kementerian pertanian, mereka tetap yakin bahwa tahun ini akan terjadi
surplus atau terjadinya kenaikan produksi sehingga tidak akan terjadi impor. Tetapi
yang terjadi apa, prediksi itu benar, target pengadaan tidak tercapai dan pada
akhir tahun terjadilah impor untuk menutupi kekurangan stok.
Prediksi-prediksi itu bukannya tidak
berdasar, mereka telah tahu bahwa tahun 2010 akan terjadi el nino Hanya
berdasarkan satu indicator yaitu el nino. Begitu hebatnya el nino ini hingga hampir
menghancurkan wibawa pemerintah, reputasi kementerian pertanian hingga reputasi
BULOG. Mereka yang tiba-tiba menjadi hero berubah langsung menjadi zero. “ from
hero to zero “. Kenapa begitu hebatnya pemerintah mengatakan swasembada beras,
tiba-tiba langsung kembali menjadi pengimpor beras.
Hal
ini jelas membuat bingung rakyat awam Indonesia . Mereka seolah-olah pasti
tidak percaya, ada apa gerangan yang terjadi. Mengapa di saat kampanye
pemilihan presiden, slogan swasembada beras jor-joran di kumandangkan, baik
oleh calon presiden, menteri pertanian ataupun
pihak partai terkait yang mengklaim keberhasilan mereka. Tetapi ketika sudah
duduk di pemerintahan apa yang terjadi, begitu dihantam kekeringan produksi
langsung turun, ujung-ujungnya impor. Inilah namanya “swasembada semu”.
Untunglah
reputasi pihak yang terkait tersebut diselamatkan oleh banyaknya pemberitaan
media, baik eletronik maupun cetak. Mulai dari kasus Mafia pajak Gayus
Tambunan, banjir bandang wasior di papua, meletusnya gunung Merapi, tsunami yang menghancurkan pulau
mentawai hingga kekerasan tenaga kerja Indonesia (TKI) Sumiati di Arab Saudi.
Tiada habisnya pemberitaan media hingga menutupi apa yang terjadi terhadap
dunia perberasan di Indonesia .
B.
Permasalahan Impor Beras di Indonesia
Umumnya
kata-kata “impor” bagi rakyat Indonesia
sangat sensitif. Begitu terdengar kata-kata impor ini, media juga akan
jor-joran mempublikasikannya. Lawan politik baik diluar ataupun didalam
pemerintahan seperti DPR akan mengupas isu panas ini habis-habisan. siap-siap
reputasi pemerintah kita dipertaruhkan. Kalau posisi pemerintah kita terancam
maka siap-siap bagi lembaga yang berurusan langsung dengan pangan ini untuk
dijungkir balikkan sebagai tumbal untuk disalahkan. Mulai dari pencopotan
hingga yang paling parah yaitu restrukturisasi. “ehm..ehm begitu kejamnya”.
Swasembada
semu ini sebenarnya sudah diprediksi oleh pejabat BULOG dalam tulisannya yang
dimuat pada beberapa edisi WIB yang lalu yang sekarang sudah pensiun, Ia
mengatakan keberhasilan swasembada beras tahun 2010 hanyalah factor
keberuntungan, apalagi kalau bukan factor alam yaitu iklim & cuaca. Factor
lain yang tidak ikut menunjang seperti ketersediaan pupuk yang langka serta
mahal, pembangunan irigasi dapat dilihat dari anggaran departemen PU yang tidak
meningkat serta ketersediaan bibit dari departemen pertanian yang anggarannya
tidak meningkat.
Ramalan
tersebut pun tepat di kala cuaca langsung berubah menjadi kekeringan, produksi
padi langsung merosot tajam dan pada akhirnya menjadi impor. Hal ini tidak
dapat dicegah dengan factor-faktor lain seperti ketersediaan pupuk dan bibit.
Malahan dalam setiap pertemuan, wakil dari kementerian pertanian selalu
membantah akan terjadinya impor. Mereka hanya berpatokan pada angka-angka
produksi yang dinilainya selalu surplus. Mereka harus mengatakan itu karena itu
menyangkut harga diri kementerian mereka yang bisa dinilai gagal menjalankan
tugasnya.
C. Kendala
Utama Pengadaan BULOG
Cuaca
memang faktor alam yang tidak bisa dicegah. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa
bersahabat dengan alam. Dengan perlakuan yang tepat alam dapat dikendalikan.
Ketika alam sudah tidak dapat dikendalikan, panen gagal, banyak petani yang
rugi. Hal ini dikarenakan hasil beras mereka tidak memenuhi standar kualitas.
Kalaupun dijual pasti akan dibeli oleh tengkulak dengan harga rendah. Kalau
sudah dibeli dengan harga rendah, pemberitaan akan ramai memberitakan bahwa
BULOG tidak berpihak kepada petani.
Kalau
seperti ini situasinya, jelas kita bagaikan makan buah simalakama. Kalau
dimakan mati bapak, tidak dimakan mati emak. Cuaca yang tidak bersahabat
seperti hujan yang sering turun terkadang sampai banjir jelas mendesak petani
untuk segera memanen hasil panen mereka walaupun belum cukup umur untuk
dipanen. Kalau sudah dipanen seperti itu, hasil padi yang dihasilkan tidak
seragam, banyak butir hijau yang ikut terpanen. Butir hijau yang dipanen ini
jika digiling akan menghasilkan butir kapaur. Hujan yang tidak pernah berhenti
juga akan mengakibatkan proses pengeringan dengan sinar matahari tidak
sempurna, akibatnya beras yang dihasilkan akan banyak sekali broken atau butir
patah akibat tingginya kadar air.
Walaupun
menggunakan mesin pengering, kebanyakan petani tidak terbiasa menggunakannya.
Mereka sudah terbiasa menggunakan pengeringan alami yaitu sinar matahari.
Akibat ketidak tahuan mereka itu, beras yang dihasilkan akan berwarna hitam
karena terlalu lama dikeringkan.
D. Strategi
Mencari Beras Berkualitas
Mencari beras berkualitas memang sulit di era sekarang. Apalagi ditengah
kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Selain itu juga factor penggilingan padi
tidak boleh dilupakan. Karena penggilingan inilah yang menjadi kunci utama
peningkatan mutu dan rendemen beras.
Beras
berkualitas sebenarnya tidak sulit didapatkan. Asalkan pemerintah serius untuk
mencari akar permasalahan yang selama ini terjadi. Pemerintah harus focus untuk
meningkatkan kinerja sector pertanian, baik dari kegiatan pra panen mulai dari
penyediaan bibit unggul, irigasi, pupuk dan obat-obatan, sampai dengan kegiatan
pasca panen melalui teknologi penggilingan padi.
BULOG
sebagai badan usaha yang dimiliki oleh pemerintah juga harus difungsikan
semaksimal mungkin. BULOG harus didukung dan didorong agar lebih proaktif lagi.
Rencana pemerintah yang lebih pro rakyat agar dapat didelegasikan kepada badan
usaha yang satu ini.
Beberapa
hal konkret yang harus dilalukan pemerintah dalam rangka untuk mewujudkan
pengadaan beras berkualitas oleh BULOG adalah :
1. Pemberlakuan HPP gabah dan beras yang fleksibel.
Strategi
ini bukannya sekali didengungkan oleh para pakar, tetapi sudah berkali-kali,
nyatanya yang berlaku sekarang adalah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tunggal.
Akibat dari HPP tunggal ini, BULOG kesulitan untuk mendapatkan beras murah
berkualitas standar pemerintah.
Strategi
ini sangat penting karena berimplikasi kepada petani. Petani akan termotivasi
untuk meningkatkan produktivitas sawah dan mutu daripada gabah serta beras mereka. Prinsip yang berlaku adalah kualitas
yang baik akan dibeli dengan harga tinggi sedangkan sebaliknya kualitas yang
jelek akan dibeli dengan harga rendah. Jika hal itu yang terjadi, petani akan
berpikir panjang dalam hal memproduksi gabah dan beras dengan kualitas rendah.
2. Mendukung BULOG dalam hal pengadaan Teknologi
Penggilingan Padi yang Modern.
Kunci
utama dalam hal mutu beras adalah di penggilingannya. Untuk menghasilkan beras
bermutu tinggi, diperlukanlah teknologi penggilingan padi yang lengkap. Karena
BULOG adalah perusahaan milik pemerintah, sudah selayaknya jika diberikan
investasi berupa teknologi penggilingan padi canggih. Teknologi penggilingan
padi berupa mesin-mesin berkualitas dan berkapasitas tinggi ini diharapkan
dapat mengatasi permasalahan mutu yang selama ini terjadi.
Pemerintah
tidak akan rugi melakukan investasi besar-besaran teknologi penggilingan padi
kepada BULOG, dikarenakan BULOG sudah berpengalaman puluhan tahun dalam hal
dunia perberasan. Perusahaan ini juga
memiliki jaringan kantor dan gudang di seluruh Indonesia . Jaringan pemasaran baik
di dalam dan luar negeri juga sudah dikuasai, sumber daya manusia juga sudah berpengalaman
puluhan tahun. Jadi pemerintah tidak
perlu ragu lagi terhadap BULOG, karena nanti jika sudah berhasil pemerintah
sendiri yang akan menerima untungnya.
BULOG sebagai perusahaan pemerintah yang mendapat
tugas melakukan penyerapan gabah dan beras petani juga tidak boleh berdiam
diri, beberapa Strategi yang harus diambil antara lain :
1. Jemput Bola
Strategi
ini harus diambil mengingat semakin banyaknya pemain yang mulai meramaikan
dunia perberasan. Jika terlambat sedikit maka kesempatan akan hilang. Gabah ataupun beras yang
produksinya tidak menentu ini harus dijemput langsung di lapangan oleh para
satgas. Satgas-satgas pengadaan ini harus setiap saat memantau perkembangan
proses pemanenan ini di daerah masing-masing. Sehingga jika terus dipantau,
keputusan akan cepat diambil untuk memberikan strategi apa yang tepat untuk
diterapkan.
2. Pangkas Birokrasi dan prosedur
Petani banyak yang tidak tahu urusan
surat-menyurat, yang mereka tahu adalah menjual padi dan gabah mereka untuk
mendapatkan uang yang kemudian dibelanjakan kembali. Hal inilah yang harus
dipikirkan oleh BULOG dalam rangka reformasi birokrasi. Birokrasi dan prosedur
yang berbelit-belit sangat menyulitkan dalam hal penyerapan gabah dan beras.
Penyederhanaan birokrasi dan prosedur, apakah melalui satu pintu, satu atap,
atau satu ruangan harus segera dilaksanakan. Jika masih tidak ada
penyederhanaan, dapat dipastikan para petani langsung menjual kepada para
tengkulak, kalau sudah begini BULOG hanya bias termangu dan gigit jari.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber
Daya Manusia merupakan kunci dari kemajuan sebuah perusahaan. Perusahaan tidak
dapat menjalankan visi dan misi nya jika karyawannya banyak yang tidak mengerti
apa yang akan dilakukan. Oleh karena itu pengembangan SDM ini harus mendapatkan
prioritas pengembangan.
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan
atau training, seminar dan workshop, program beasiswa untuk sekolah bahkan
studi banding ke luar negeri. Pengembangan ini tidak hanya melulu mengenai
bidang pertanian tetapi berbagai bidang seperti keuangan, manajemen, produksi
dan lainnya. Dengan SDM yang handal,
apapun kebijakan pemerintah dan program kerja perusahaan dapat diterjemahkan
segera oleh para karyawan.
E. Penutup
Masalah perberasan di Indonesia
begitu kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengadaan
kuantitas dan kualitas beras. Jika tidak didukung oleh strategi yang tepat,
kejadian-kejadian sebelumnya akan terulang kembali. Oleh Karena itulah
diperlukan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah sampai ke
masyarakat.
BULOG
sebagai lembaga pemerintah yang ditugasi dalam hal pengadaan beras juga harus
lebih aktif lagi, tidak boleh menunggu. Strategi yang tepat akan membuat BULOG
mampu melewati tantangan ini, dan membawa BULOG menjadi perusahaan besar serta
professional.
No comments:
Post a Comment
komentar