Thursday 27 October 2011

Buah Impor Merajalela

“MALAPETAKA BARANG IMPOR”

" Telinga saya sedikit tergelitik, ketika melihat sebuah berita topik siang di trans tv yang mengang-kat pemberitaan seputar barang impor. Barang impor itu antara lain mulai dari mainan anak-anak seperti mobil-mobilan, robot-robotan, hingga kepada pangan. Sedih rasanya melihat bangsa ini, hampir disetiap sisi kehidupan kita ditemui barang impor.

Seharusnya kita sebagai anak bangsa sadar, bahwa barang impor bukannya menguntungkan kita sebagai bangsa Indonesia yang khususnya konsumen atau pembeli, malah sebaliknya barang-barang itu akan menghancurkan perekonomian bangsa kita sendiri.
Coba kita bayangkan, jika kita membeli baju impor yang harganya murah dan perbuatan kita itu diikuti oleh orang lain, dan pembelian tersebut berlangsung terus, apa yang akan terjadi pada industri garmen di tanah air. Yang jelas mereka akan mengalami kerugian, karena baju hasil buatan mereka tidak diterima di pasaran. Jika keadaan ini terus berlangsung, dipastikan lambat laun industri garmen kita akan tutup.
Jika industri garmen tutup, coba tebak apa yang akan terjadi.. ? Ribuan orang tenaga kerja di Industri garmen tersebut akan tutup. Jika orang banyak yang menganggur, ini akan berkorelasi dengan kemisikinan. Kemisikinan akan bertambah dikarenakan mereka tidak mempunyai pendapatan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, apalagi buat anak sekolah, maupun untuk berobat ke rumah sakit.
Itu hanya satu contoh kecil saja, bagaimana kalau buah impor yang kita beli. Sama saja ceritanya seperti industri pakaian atau garmen tadi. Petani buah kita akan kesulitan untuk memasarkan buah hasil mereka dan parahnya lagi mereka menjadi malas untuk menanam buah lokal karena di negeri sendiri tidak ada yang membelinya. Kalau sudah begini banyak sekali dampak yang diakibatkannya, pertama petani kita bertambah miskin yang ke dua kita akan siap-siap nantinya membeli buah impor dengan harga mahal, karena tidak ada buah pesaing di dalam negeri. Itu baru contoh dari buah impor, bagaimana jika beras impor…… ?
Itulah yang lebih parah dari yang parah yaitu  Impor Beras. Beras merupakan makanan pokok 90% bangsa Indonesia. Orang kita tidak terbiasa makan-makanan pokok lain selain beras. Kalau belum makan nasi, rasanya belum kenyang. Coba kita bayangkan jika penduduk nusantara tercinta ini lebih suka makan beras impor ketimbang beras lokal. Ya, jawabannya sama seperti yang tadi, petani kesulitan untuk menjual berasnya dan akhirnya mereka tidak menanam padi lagi, terus kita tergantung dari beras impor dari Negara lain.
Enak kalau beras impor itu ada, coba kalau di Negara tempat kita mengimpor itu gagal panen, coba kita bayangkan, apakah kita akan makan batu, kan tidak mungkin. Yang ada adalah kita sebagai manusia akan saling makan karena kelaparan. “Wow itulah yang lebih parah”. Kalau sudah saling makan, ngeri untuk membayangkannnya. Uang banyak tidak akan mempunyai nilai lagi, karena barangnya memang tidak ada.
Untuk itulah wahai para anak bangsa, kita jangan terbuai kenikmatan sesaat dari produk-produk impor. Kita harus banyak sadar untuk mencintai produk buatan dalam negeri kita sendiri. Dengan kita membeli produk kita sendiri, untungnya untuk bangsa kita sendiri, untuk rakyat kita sendiri.
Walaupun produk kita kalah bersaing baik dari hal harga dan mutu, ya cobalah untuk sedikit memaklumi. Pikirkan rakyat dan bangsa kita ke depan, jika kita mau membeli produk atau barang impor. Dengan begitu maka rasa Nasionalisme kita akan semakin kuat dan NKRI kita semakin terjaga (http:julkhaidarromadhon.blogspot.com).

 

No comments:

Post a Comment

komentar