CV. SUKSES MAJU MANDIRI
PALEMBANG – INDONESIA
By : Julkhaidar
Romadhon
I K A N N I L A
Asal Usul Ikan Nila
Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan genus ikan yang dapat hidup dalam
kondisi lingkungan yang ekstrim, sering kali ditemukan hidup normal pada
habitat-habitat yang ikan dari jenis lain tidak dapat hidup.Kedudukan
sistematik ikan nila menurut Trewavas (1982) dalam
(Khairuman, 2002), klasifikasi ikan nila adalah :
Filum
: ChordataSub filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub kelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomorphii
Sub ordo : Percoidea
Famili : Chiclidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar
1. Ikan Nila
Berdasarkan morfologinya, kelompok Oreochromis memang berbeda
dengan kelompok Tilapia.
Secara umum, bentuk tubuh ikan ila memanjang dan ramping dengan sisik berukuran
besar. Bentuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih.
Gurat sisi (linea lateralis) terputus
dibagian tengah tubuh kemudian berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah
dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik
dada pada gurat sisi sebanyak 34 buah. Sirip punggung, sirip perut dan sirip
duburnya memiliki jari-jari lema, tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip
punggung dan dirip dada berwarna hitam. Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu
(Khairuman, 2002).
Gambar
2. Budidaya Ikan Nila
Nila memiliki toleransi yang tinggi
terhadap lingkungan hidupnya, sehingga dapat dipelihara di dataran rendah yang
berair payau hingga di daratan tinggi yang berair rawa. Habitat hidup ikan ikan
ini cukup beragam, bisa disungai, danau, waduk, rawa, sawah, kolam ataupun
tambak. Ikan ini dapat tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38oC
akan tetapi pada suhu 6o atau 42oC ikan ini akan
mengalami kematian (Khairuman, 2002).
Selain suhu, faktor lain yang bisa
mempengaruhi kehidupan ikan ini adalah salinitas atau kadar garam. Nila bisa
tumbuh dan berkembang biak diperairan dengan salinitas 0-29 ppt. ikan ini masih
bisa tumbuh, tetapi tidak dapat bereproduksi di perairan dengan salinitas 29-35
ppt. Ikan yang masih kecil biasanya lebih cepat menyesuaikan diri terhadap
kenaikan salinitas dibandingkan dengan nila yang berukuran besar.
Cara Budidaya Ikan Nila
Ikan nila berasal dari afrika. Ikan nila
dapat hidup di air hangat. Ikan nila dapat dipelihara di danau, kolam, dan
sungai yang airnya bersih. Jenis ikan nila yang pertama masuk ke indonesia
adalah jenis Mujair ( Mozambigue ).
Usaha budidaya ikan nila tergolong tidak
sulit sebab ikan nila kemampuan reproduksinya cukup tinggi. Ikan nila
jika sudah berumur 2 sampai 3 bulan sudah mampu menghasilkan telur setiap bulan
satu kali. Sifat ikan nila yang cepat sekali berkembang biak menyebabkan
pertumbuhan ikan nila tidak bisa rata. Bisa di lihat ketika panen. Bentuk ikan
nila ada yang besar ada yang kecil dan ada yang sedang.
Ikan nila jantan bentuknya lebih
besar daripada ikan nila betina. Perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan
ikan nila betina selisih 40%. Ikan nila betina petumbuhannya lebih lambat sebab
sifat alaminya yang sering menghasilkan anakan ikan.
Sebab pada saat ikan nila betina
bertelur, ikan nila betina tidak makan kira-kira selama kurang dari sepuluh
hari. Ikan nila betina setelah bertelur tugasnya adalah menjaga larwa dalam
mulutnya sampai ukuran yang cukup kemudian di biarkan keluar dari mulutnya.
Pada saat reproduksi, ikan nila
memerlukan kolam air tanah atau kolam semen yang airnya tenang. Berikut ini
adalah beberapa langkah untuk mempercepat ukuran besarnya nila jantan :
Pertama, memisahkan anak nila jantan
untuk dipersiapkan dalam pembesaran. Hal ini tidak mudah karena tidak efesien
dalam jumlah yang banyak dan umumnya pembudidaya ikan kurang mengenal mana
jenis betina dan jantan.
Kedua, melakukan kawin silang
untuk mendapatkan jenis induk yang bisa menghasilkan anak ikan jantan. Tehnik
ini dilakukan dengan penelitian yang seksama dan ujicoba yang tidak mudah.
Memerlukan peralatan yang canggih, melalui test laboratorium untuk mempelajari
hormon XX yaitu betina dan XY jantan.
Ketiga, cara yang paling mudah
dan sedikit mahal yaitu dengan metode mengubah jenis betina menjadi jantan
dengan mengunakan hormone sex reversal pada larva ikan nila. Cara ini banyak
digunakan dalam budidaya monoculture karena dapat praktekkan oleh siapa saja.
Proses Jantanisasi Ikan Nila
Proses mengubah nila menjadi
jantan dapat dilakukan dengan cara pemberian pakan mengandung hormone synthetic
atau dikenal dengan METHYLTESTOSTERONE. Hormone ini akan mengubah fisik larva
ikan betina menjadi jantan. Tehnik ini pertama dikembangkan di Jepang pada
tahun 1950 an oleh Oryzias Medakh. Penemuan ini pertama di ujicoba pada ikan
mas (Cyprinus Carpio) dan kemudian hormon pengubah sex menjadi jantan banyak
digunakan pada ikan nila.
Gambar
4. Ikan Nila
Pada tahun 1970-an pengunaan
hormon ini meluas keseluruh dunia, dan hanya sedikit di Indonesia yang mengunakan hormon
ini karena harga hormon sex reversal ini cukup mahal dan harus didatangkan dari
luar negeri. Namun sedikit demi sedikit penguna hormon ini terus meningkat
karena dapat memicu pertumbuhan ikan.
Bagaimana
cara mengunakan hormon pembuat jantan?
Tiga
langkah menyiapkan proses monokultur ikan nila:
1.
Siapkan induk nila jantan dan betina. 1:3 berat induk antara 150-250 gram
perekor. Pembibitan ikan nila ini dapat dilakukan pada kolam semen atau kolam
tanah dan lebih baik jika dilakukan pada aquarium. Ketika telur ikan nila
menetas, induk betina akan menyimpan larva dalam mulutnya dan akan membiarkan
anak-anaknya setelah berumur kira-kira 7 hari. Anak-anak ikan akan bergerombol
dan sering naik ke permukaan air, dan saat inilah penangkapan dimulai dan
memindahkan ke kolam khusus untuk persiapan pemberian pakan berhormon. Perlu
di-ingat bahwa anak-anak ikan yang akan diberi pakan berhormon tidak lebih dari
11 hari agar hormone dapat bekerja dengan efektive.
2.
pemberian pakan berhormon pada anak ikan nila hanya selama 21 hari
berturut-turut. Dapat mengunakan kolam tanah atau kolam semen. Kolam pendederan
ini tidak perlu besar, 1x1x0.5 meter agar mudah untuk pemantauan, pemindahan,
pemeliharaan.
3.
pakan berhormon pengubah sex dapat disiapkan terlebih dahulu atau pesan
di ikanila.com
Minggu
pertama pemberian pakan berhormon untuk 1000 ekor larva sebanyak 30% dari berat
biomassa. 1000 ekor anak ikan Rata-rata berat 0.01 gram. Jadi pemberian pakan
kira-kira 3 gram perhari, 4x pemberian pada jam 8-10 pagi dan sore jam
2-4 selama 7 hari.
Minggu
kedua anak-anak ikan sudah mencapai panjang 18-22 mm. kurangi kepadatan anak
ikan dalam kolam menjadi 500 ekor permeter persegi. 1000 ekor anak-anak ikan
pada minggu kedua sudah mencapai rata-rata berat 0.05 gram. Pemberian pakan 25%
persen dari berat biomassa, kira-kira 12.5 gram pakan. 4x sehari selama 7 hari.
Minggu
ketiga anak ikan sudah mencapati 25-30 mm. kurangi lagi kepadatan ikan dalam
kolam menjadi 250 ekor permeter persegi. Pada minggu ketiga 1000 ekor anak ikan
sudah mencapai rata-rata 0.1 gram perekor. Pemberian pakan sebanyak 20% dari
total biomassa. Kira-kira 20 gram perhari selama 7 hari.
Setelah
21 hari, pemberian pakan berhormon dihentikan. Pemberian pakan berhormon ini
akan menghasilkan 97-100% anak nila jantan. Tingkat hidup anak ikan nila
mencapai 70-80 persen jika kualitas air baik dan tempat pemeliharan baik.
Perlu
diketahui, selama 21 hari anak ikan tidak boleh diberi pakan selain pakan
berhormon! Setelah 21 hari Mulailah memberi pakan yang tidak mengandung
hormone.
Persiapan anak ikan dibesarkan pada kolam pembesaran
Bibit
ikan nila yang telah diberi hormon jika sudah mencapai panjang 3.5-5 cm atau
berat rata-rata 0.5 gram sudah boleh ditebar pada kolam pembesaran. Sebaiknya
pada pembesaran jangan ada ikan jenis lain seperti lele, gabus atau ikan
lainnya dalam satu kolam.
Anak
ikan yang diberi pakan berhormon akan bertumbuh lebih cepat dari anak-anak ikan
yang tercampur jenis kelaminnya atau yang tidak diberi hormon.
Bagaimana
Hormon Sex Reversal Bekerja?
Hormon
kelamin pada wanita dikenal dengan kromoson XX dan jantan XY. Hormone kelamin
pada manusia terdapat juga pada species binatang. Dengan mengunakan hormone
buatan anak ikan betina pada umur tertentu dapat diubah menjadi jantan. Hal ini
hanya dapat dilakukan pada anak ikan di bawah 10 hari. Ikan yang memakan pakan
yang dicampur dengan hormone 17 alpha methyltestosterone dapat mengubah dari XX
menjadi XY. Sedangkan ikan XY atau jantan akan tetap jantan dan tidak dapat
diubah lagi.
Pengubahan
sex jantan pada ikan bertujuan untuk mengendalikan populasi perkembangbiakan
ikan dalam satu kolam. Reproduksi anak-anak ikan yang tidak teratur akan
berdampak pada menurunnya pertumbuhan ikan. Dengan mengunakan hormon
pengubah sex menjadi jantan pertumbuhan ikan akan lebih cepat karena jantan
lebih unggul dari betina.
Bagaimana
membuat pakan berhormon sex buatan?
Pakan
ikan pengubah sex buatan atau sex reversal dapat dibuat dengan mengikuti
langkah-langkah di bawah ini:
1.
Larutkan 3 gram 17 alpha methyltestosterone dengan mengunakan alcohol etil 95%
sebanyak 200 cc untuk mencairkan butiran hormone.
2.
siapkan 1 kg pakan anak ikan yang halus sperti tepung. Campurkan pakan pada
larutan hormone secara merata.
3.
keringkan pakan yang sudah dicampur dengan hormone agar alkoholnya menguap.
Jangan mengunakan cahaya matahari. Keringkan selama semalam dalam ruangan.
4.
jika pakan sudah kering, masukkan kedalam wadah yang tertutup rapat.
5.
pakan berhormon ini sudah dapat digunakan dalam 30 hari mendatang.
Apakah
mengunakan pakan berhormon bernilai ekonomis?
Kurang
dari 8 Rupiah untuk setiap ekor ikan mengunakan hormon. Bibit ikan nila ukuran
0.5 gram atau panjang 35-5 cm di pasarkan dengan harga Rp. 200-300 perekor.
Sedangkan bibit ikan yang diberi hormone dijual dengan harta yang lebih tinggi
dihargai 350-500 perekor.
Apakah
ikan yang mengunakan hormone aman?
Studi
menunjukkan setelah 5 hari berhenti dari pemberian pakan berhormon ikan nila
jantan tidak mengandung kimiawi yang membahayakan manusia. Dan setelah beberapa
bulan sampai ikan dapat dikonsumsi, konsumen dijamin betul-betul aman untuk
memakan ikan nila hasil jantanisasi.
Gambar 5. Ikan Nila
Jantanisasi
Ikan
nila kebanyakan hanya bisa hidup di daerah tropis seperti Indonesia .
Akan tetapi di Negara empat musim juga membudidaya ikan nila dengan cara
moderen. System pengairan mengunakan heater pada musim dingin.
Mengenal
dan mengetahui pengetahuan dasar budidaya ikan nila;
-
ikan nila betina bertelur antara 2000-2500 ekor tergantung besar kecil induk.
Tingkat hidup bergantung pada kualitas air dan pakan yang diberikan.
Ikan
nila bertelur pada kisaran empat sampai enam (4-6) minggu atau bisa lebih cepat
jika benih ikan sudah dilepas oleh induknya.
-
Telur ikan nila yang akan menjadi larva disimpan dalam mulut induk nila. Telur
ikan nila akan menetas antara lima
sampai tujuh (5-7) hari. Setelah menetas atau menjadi larva induk nila akan
mengawasi anak ikan dengan mulutnya.
-
Perbandingan perkawinan nila jantan dan bertina; 1:3 dalam setiap meter persegi
masukan empat sampai lima
pasang pasang induk nila, (5 jantan dan 20 nila betina) permeter persegi.
-
Temperature budidaya ikan nila sebaiknya 25°C-31°C untuk pemijahan.
-
Temperature dibawah 13°C ikan nila akan mati.
-
Temperature antara 15°C-20°C ikan nila lambat membesar. 22°C-31°C ikan nila
akan bertumbuh dengan cepat karena suhu seperti itu akan membuat ikan nila suka
makan.
-
Produksi ikan nila persetengah hektar berkisar 2-3 ton.
-
Pakan nila berupa pellet tengelam dan pellet apung sebanyak 3.5 ton
-
Nila konsumsi berat antara 200 gr. Sampai 800 gr. Perekor tergantung permintaan
konsumen dan pasar.
-
Makanan ikan nila mengandung protein 25-30 persen dan lemak 6-8 persen.
Sekedar
hobby, atau untuk makan, atau untuk menjadikan sumber penghasilan tambahan.
ikan nila merupakan potensial yang dapat dilirik oleh siapa saja yang ingin
mengelutinya, Pendapatan yang lumayan jika dikelolah dengan baik. Selain
daerah yang mendukung seperti air, ketersedian pakan juga sangat memungkinkan disetiap
wilayah Indonesia
yang kaya ini. Jadi, andapun pasti bisa membudidaya ikan nila dengan sedikit
mengenal cara membesarkan ikan nila.
Sumber
: Ikannila.com
BUDIDAYA
IKAN NILA MERAH (ardana)
Gambar 5. Ikan Nila Merah
Budidaya Nila Merah (terapan)
Budidaya ikan nila merah (Oreochromis sp.) sangat mudah. Selain dapat memijah secara alami, juga tidak memerlukan perlakuan khusus. Keadaan ini menjadikan budidaya ikan nila merah berkembang sangat pesat di pelosok tanah air. Budidaya ikan nila merah dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan gonad nila merah bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 400 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari (3 kg) setiap hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Pematangan di bak tembok
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina : tubuh memanjang; warna agak kusam; perut agak gendut, gerakan lamban, punya dua alat kelamin yang membulat, satu lubang telur satu lubang kencing, dan berukuran 300 – 500 gram. Tanda induk jantan : tubuh membulat; warna cerah; bersirip kemerahan; gerakan lincah, punya satu alat yang memanjang, terkadang keluar cairan putih bening bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 400 - 500 gram.
Pemijahan Secara Tradisional I
Pemijahan secara tradsional I dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah; panen larva dilakukan pada hari ke 14 – 20 dengan sekup net di permukaan kolam.
Gambar 6. Induk Nila dan Anaknya
Pemijahan
Secara Tradisional II
Pemijahan secara tradsional II juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; buat kobakan di dasar kolam (di salah sudut dekat pintu pembuangan), dengan ukuran panjang panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah.
Panen larva dilakukan pada hari ke 14 pagi hari, dengan cara mengeringkan kolam. Induk akan tertampung dalam kobakan dan agar tidak mabuk, beri aliran dari kolam sebelah. Sementara larva akan naik menuju aliran air dari pintu pemasukan dan akhirnya akan tertampung dalam kemalir. Penangkapan larva dilakukan pada kubangan depan pintu pengeluaran.
Setelah larva tertangkap semua, seluruh bagian kolam diperbaiki, permukaan pematang yang bocor ditutup, kemalir tengah digali lagi (lebar 40 dan tinggi 10 cm), permukaan tanah dasar (bekas sarang pemijahan) diratakan. Kolam yang sudah diperbaiki dijemur hingga sore hari. Pada sore itu juga kolam diisi air lagi hingga ketinggian semula. Panen dilakukan 14 hari kemudian, dan terus dilakukan setiap 14 hari sekali.
Pemijahan secara tradsional II juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; buat kobakan di dasar kolam (di salah sudut dekat pintu pembuangan), dengan ukuran panjang panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah.
Panen larva dilakukan pada hari ke 14 pagi hari, dengan cara mengeringkan kolam. Induk akan tertampung dalam kobakan dan agar tidak mabuk, beri aliran dari kolam sebelah. Sementara larva akan naik menuju aliran air dari pintu pemasukan dan akhirnya akan tertampung dalam kemalir. Penangkapan larva dilakukan pada kubangan depan pintu pengeluaran.
Setelah larva tertangkap semua, seluruh bagian kolam diperbaiki, permukaan pematang yang bocor ditutup, kemalir tengah digali lagi (lebar 40 dan tinggi 10 cm), permukaan tanah dasar (bekas sarang pemijahan) diratakan. Kolam yang sudah diperbaiki dijemur hingga sore hari. Pada sore itu juga kolam diisi air lagi hingga ketinggian semula. Panen dilakukan 14 hari kemudian, dan terus dilakukan setiap 14 hari sekali.
Gambar
7. Ilustrasi induk dan anak nila
Pemijahan
Secara Tradisional III
Pemijahan secara tradsional III dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah; tebar pupuk (kotoran ayam atau puyuh) pada hari ke 12; biarkan pupuk itu bereaksi hingga tumbuh pakan alami; setelah itu, seluruh induk betina yang sedang mengerami akan mengeluarkan larvanya hingga larva tersebar pada seluruh permukaan air kolam; biasanya terjadi pada hari ke 16; tangkap larva dengan sekup net di permukaan kolam hingga habis.
Pemijahan secara tradsional III dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 - 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah; tebar pupuk (kotoran ayam atau puyuh) pada hari ke 12; biarkan pupuk itu bereaksi hingga tumbuh pakan alami; setelah itu, seluruh induk betina yang sedang mengerami akan mengeluarkan larvanya hingga larva tersebar pada seluruh permukaan air kolam; biasanya terjadi pada hari ke 16; tangkap larva dengan sekup net di permukaan kolam hingga habis.
Pendederan
I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Gambar 8. Pembenihan Ikan Nila
Pendederan
II
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah berumur sebulan.
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor ukuran 5 – 8 cm (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam; panen setelah berumur sebulan.
Gambar 9. Anak-anak Ikan Nila
Pembesaran
di kolam tanah
Pembesaran nila merah bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 50 kg benih (10.00 ekor ukuran 10 – 12 cm atau 20 gram/ekor atau disebut juga sangkal) hasil seleksi; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 200 – 300 kg.
Pembesaran nila merah bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 50 kg benih (10.00 ekor ukuran 10 – 12 cm atau 20 gram/ekor atau disebut juga sangkal) hasil seleksi; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 200 – 300 kg.
Pembesaran di kolam jaring apung
Pembesaan nila merah bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Pembesaran ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih (sangkal); selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 - 500 kg. Info lengkap :
BUDIDAYA NILA MERAH
Gambar 10. Budidaya Nila Merah
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih
kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya.
Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan
subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat
hidup baik.
Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena
dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan
didatangkan ke Indonesia
secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah
melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada
petani di seluruh Indonesia .
Nila adalah nama khas Indonesia
yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Peluang Usaha
Budi Daya Ikan Nila Merah
Ikan
nila merah adalah jenis ikan yang sudah terkenal di kalangan masyarakat.
Bagi para petani memelihara
ikan nila merah banyak dipilih karena mudah dalam membudidayakan dan mudah
dalam pemasarannya. Selain itu minat pasar untuk ikan nila merah masih sangat
lebar, mulai dari yang ukuran bibit sampai konsumsi semua pasar tersebut
masih memungkinkan. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila merah
memiliki harga yang
cukup terjangkau di pasar.
Peluang Usaha Budi Daya Ikan nila merah dapat memungkinkan dalam berbagai bentuk usaha,diantaranya:
- Usaha Pembenihan
- Usaha Pembesaran
- Usaha Pemasaran atau Distribusi
Peluang Usaha Budi Daya Ikan nila merah dapat memungkinkan dalam berbagai bentuk usaha,diantaranya:
- Usaha Pembenihan
- Usaha Pembesaran
- Usaha Pemasaran atau Distribusi
Kebutuhan benih seiring dengan
kebutuhan ikan nila merah konsumsi, semakin besar kebutuhan konsumsi maka
kebutuhan akan bibit nila semakin meningkat dengan demikian peluang usaha
terbuka dalam hal pembibitan ikan nila merah. Metode pembibitan juga relatif
lebih mudah, karena Ikan nila merah dapat berkembang biak secara alami dengan
sangat mudah. Hanya yang diperlukan adalah lahan yang cukup luas. Ikan nila
merah akan berkembang dengan sangat cepat pada areal sawah yang dangkal dan
cukup luas dengan suhu air yang cukup hangat.
Ikan nila merah memiliki kemampuan
menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga ia bisa
dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi
dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 - 38 derajat celcius.
Dengan suhu terbaik adalah 25 - 30 derajat. Meski ia bisa hidup di kadar garam
sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Ikan nila merah dapat mencapai saat
dewasa pada umur 4 - 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk
melahirkan sampai berumur 1,5 - 2 tahun. Dan dapat berlangsung selama 6 - 7
kali dalam setahun. Ikan nila merah jantan menjadi agresif saat musim ini.
Ikan nila merah termasuk dalam
ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka
makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila merah saat ia masih benih,
pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu
diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun
talas.
BUDIDAYA IKAN NILA GIFT
(Oreochromis niloticus bleeker)
1. PENDAHULUAN
Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan d i gemari masvarakatIndonesia .
jenis Ikan Nila diantaranya Citralada, tralada, lokal dan Nila GIFT yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar).
Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jaring Apung (KJA).
Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.
Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.
PEMBESARAN IKAN NILA GIFT
Teknik pembesaran Ikan Nila GIFT terapannya ada. 3 (tiga) macam, yaitu :
A. Monoculture (Pemeliharaan Tunggal).
Luas lahan kolam pembesaran bervariasi, tergantung lahan yang tersedia. Dapat berupa kolam tanah, kolam. berdinding tembok, Kolam Air Deras (KAD) dan Keramba Jaring, Apung (KJA).
Air yang digunakan untuk pemeliharaan harus bebas polusi baik yang berasal dari limbah industri, pertanian maupun Limbah rumah tinggal. Debit air 1- 5 It/ detik untuk luas selahan 100 m2.
B. Polyculture (Pemeliharaan Campuran dengan Ikan lain).
Pemeliharaan Ikan Nila dapat juga dilakukan secara polyculture (campuran) dengan jenis ikan lain, syaratnya ikan yang dimasukkan tidak merupakan pesaing (kompetitor) atau pemangsa (predator) bagi ikan Nila. jenis serta prosentase masing-masing ikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
(Oreochromis niloticus bleeker)
1. PENDAHULUAN
Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus bleeker) merupakan jenis ikan air tawar yang mudah dikembangbiakan dan toleransinya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Rasanya cukup gurih dan d i gemari masvarakat
jenis Ikan Nila diantaranya Citralada, tralada, lokal dan Nila GIFT yang masuk ke Indonesia pada tahun 1984 dan 1996 dari ICLARAM Philipina melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar).
Teknik pembesaran Ikan Nila terapannya sangat mudah dilakukan sekali, baik dilakukan. skala rumah tangga atau skala besar (perusahaan). Tempatnya pun dapat dilaksanakan pada kolam tanah, kolam tembok dan Keramba jaring Apung (KJA).
Untuk pemasarannya sangat luas baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) seperti masyarakat Jepang dan Singapura, terutama ukuran yang berat badannya di atas 500 gram. Bagi konsumsi dalam negeri akan banyak menunjang usaha perbaikan gizi keluarga.
Dilihat dari prospeknya, baik dalam maupun luar negeri sangat menjanjikan, sehingga perlu langkah yang pasti untuk meningkatkan produksi agar kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri dapat terpenuhi.
PEMBESARAN IKAN NILA GIFT
Teknik pembesaran Ikan Nila GIFT terapannya ada. 3 (tiga) macam, yaitu :
A. Monoculture (Pemeliharaan Tunggal).
Luas lahan kolam pembesaran bervariasi, tergantung lahan yang tersedia. Dapat berupa kolam tanah, kolam. berdinding tembok, Kolam Air Deras (KAD) dan Keramba Jaring, Apung (KJA).
Air yang digunakan untuk pemeliharaan harus bebas polusi baik yang berasal dari limbah industri, pertanian maupun Limbah rumah tinggal. Debit air 1- 5 It/ detik untuk luas selahan 100 m2.
B. Polyculture (Pemeliharaan Campuran dengan Ikan lain).
Pemeliharaan Ikan Nila dapat juga dilakukan secara polyculture (campuran) dengan jenis ikan lain, syaratnya ikan yang dimasukkan tidak merupakan pesaing (kompetitor) atau pemangsa (predator) bagi ikan Nila. jenis serta prosentase masing-masing ikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
C. Terpadu Longyam(BalongAyam) dan
Unggas lainnya.
Untuk meningkatkan produksi, pemeliharaan Ikan Nila dapat dilakukan bersama dengan pemeliharaan unggas. Berdasarkan dari pengalaman yang sudah banyak dilakukan, pemeliharaan Ikan Nila yang menguntungkan bila dipadukan dengan ayam petelur.
3. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan Kolam pemeliharaan Ikan Nila meliputi :
a. Pengeringan kolam;
b. Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
c. Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
d. Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.;
e. Pengisian air kolam;
f. Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
g. Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;
h. Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
i. Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.
Untuk meningkatkan produksi, pemeliharaan Ikan Nila dapat dilakukan bersama dengan pemeliharaan unggas. Berdasarkan dari pengalaman yang sudah banyak dilakukan, pemeliharaan Ikan Nila yang menguntungkan bila dipadukan dengan ayam petelur.
3. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan Kolam pemeliharaan Ikan Nila meliputi :
a. Pengeringan kolam;
b. Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran;
c. Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2;
d. Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.;
e. Pengisian air kolam;
f. Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida;
g. Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air;
h. Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
i. Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 - 7 hari pengisian air kolam.
Gambar 11. Kolam Ikan Nila
4. PENEBARAN BENIN IKAN NILA
Ukuran benih Ikan Nila yang disebarkan berukuran 8 - 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor dengan padat tebar 5 - 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan, 6 bulan hingga ukuran berat Ikan Nila mencapai 400 - 600 gram/ekor. Atau juga, untuk padat penebaran benih Ikan Nila dapat dilihat di bawah ini :
Ukuran benih Ikan Nila yang disebarkan berukuran 8 - 12 cm atau ukuran berat 30 gram/ ekor dengan padat tebar 5 - 10 ekor/ m2 serta lama pemeliharaan, 6 bulan hingga ukuran berat Ikan Nila mencapai 400 - 600 gram/ekor. Atau juga, untuk padat penebaran benih Ikan Nila dapat dilihat di bawah ini :
5. PEMBERIAN MAKANAN
Komposisi makanan yang diberikan untuk Ikan Nila selain makanan alami dapat diberikan makanan tambahan. yang diusahakan secara intensif, yaitu berupa dedak, ampas kelapa, pellet atau sisa-sisa makanan dapur.
• Pada dasarnya pemberian pakan terdiri dari:
• Protein 20-30%;
• Lemak 70% (maksimal.);
• Karbohidrat 63 - 73%.
• Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
• Kaliandra;
• Kalikina atau kecubung;
• Kipat,
• Kihujan.
Komposisi makanan yang diberikan untuk Ikan Nila selain makanan alami dapat diberikan makanan tambahan. yang diusahakan secara intensif, yaitu berupa dedak, ampas kelapa, pellet atau sisa-sisa makanan dapur.
• Pada dasarnya pemberian pakan terdiri dari:
• Protein 20-30%;
• Lemak 70% (maksimal.);
• Karbohidrat 63 - 73%.
• Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
• Kaliandra;
• Kalikina atau kecubung;
• Kipat,
• Kihujan.
Gambar
12. Pelet Ikan
6. PENYAKIT
Penyakit Ikan Nila yang, paling serius adalah yang disebabkan oleh lingkungan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kurang baik dsb. Penanggulangan yang paling baik dan efektif dengan cara memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.
Sekali kolam ikan terlanda penyakit yang, serius biasanya terlambat untuk melakukan tindakan apapun. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Oleh karma itu melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.
7. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.
Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap.
Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.
sumber : Dinas Perikanan Provinsi Jabar, 2008
Penyakit Ikan Nila yang, paling serius adalah yang disebabkan oleh lingkungan dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang kurang baik dsb. Penanggulangan yang paling baik dan efektif dengan cara memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan tersebut.
Sekali kolam ikan terlanda penyakit yang, serius biasanya terlambat untuk melakukan tindakan apapun. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Oleh karma itu melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari permulaan.
7. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.
Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap.
Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.
sumber : Dinas Perikanan Provinsi Jabar, 2008
Gambar 13. Panen Ikan Nila
Budidaya Ikan Nila
- PENDAHULUAN
Pembangunan sektor perikanan pada
umunya ditujukan untuk pengembangan dan peningkatan sumber makanan hewani.
Potensi sumber daya perikanan cukup besar, baik yang berasal dari perikanan air
tawar maupun air laut. Untuk memenuhi kebutuhan sumber pangan hewani ini maka
perlu adanya tindakan pembudidayaan ikan Salah satu ikan yang dapat
dibudidayakan adalah ikan nila, karena ikan nila memiliki keungulan antara lain
mudah dikembangbiakan dan daya kelangsungan hidupnya tinggi, pertumbuhannya
relatif cepat dengan ukuran badan yang relatif besar, dagingnya berwarna putih,
rasanya enak,dan tidak berduri, tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan,
serta ikan nila rakus terhadap makanan sisa (limbah) sehingga menerima pakan
beragam.
Kelebihan ikan nila adalah dapat
hidup di air tawar, payau, dan laut serta tahan terhadap penyakit . Untuk itu
dalam Budidaya Ikan Nila agar dapat memperoleh hasil produksi yang tinggi maka,
harus memperhatikan : 1. Pengelolan kualitas air 2. Manajemen perkolaman 3.
Manajemen pakan 4. Pengendalian hama
dan penyakit 5. Pengelolaan budiaya ikan 6. Pemanenan dan pemasaran
II. PENGELOLAAN AIR
Untuk
menunjang keberhasilan budidaya ikan dan meningkatkan produksinya, tentu
diperlukan pengelolaan yang baik selain pemilihan jenis- jenis ikan yang
dibudidayakan. Manajemen yang baik tersebut meliputi seluruh faktor yang
berperan pada budidaya ikan pada semua siklus pemeliharaan. Salah satu faktor
penting dalam manajemen budidaya ikan adalah pengelolaan kualitas air sebagai
media hidup ikan yang dibudidayakan.
- Kualitas air yang baik sangat
penting dalam budidaya ikan karena kelangsungan hidup, perkembangbiakan
(reproduksi) dan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan tergantung pada
kualitas air yang baik. Jenis ikan yang potensial untuk budidaya harus
memiliki sifat-sifat tertentu seperti dapat dipelihara di wadah terbatas,
pertumbuhannya cepat, mempunyai toleransi yang tinggi akan suhu, pH,
oksigen terlarut dan salinitas, tahan terhadap penyakit, mudah berkembang
biak omnivora serta tahan lama setelah pemanenan dan disukai oleh konsumen
Gambar 14. Kolam Ikan Nila
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BUDIDAYA IKAN
NILA
Tujuan utama dari budidaya ikan adalah menghasilkan produksi ikan untuk memnuhi
permintaan produksi ikan adalah jumlah dari pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan yang dipelihara di system budidaya yang dilakukan.
Ada lima faktor atau komponen yang
mempengaruhi budidaya ikan yaitu ikan yang dibudidayakan, air sebagai media
hidup ikan, wadah pemeliharaan, nutrisi atau makanan ikan dan manajemen Setiap
faktor utama terdiri dari beberapa faktor yang jumlahnya tergantung dari
derajat intensifikasi yang digunakan pada pengelolaan budidaya ikan yang
dilakukan.
Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara
langsung, sehingga dapat saling mempengaruhi yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produksi sebagai tujuan utama. Telah disebutkan terlebih dahulu
bahwa kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen budidaya
ikan, termasuk pemeliharaan induk dan benih ikan. Kualitas air dalam budidaya
ikan didefinisikan sebagai kualitas dari air yang baik untuk kelangsungan hidup
dan pertumbuhan ikan, yang biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor saja,
dengan demikian pengelolaan kualitas air merupakan pengaturan kondisi
lingkungan atau kualitas air sehingga berada pada kisaran yang sesuai bagi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan budidaya.
- Beberapa faktor mempengaruhi kualitas
air yang digunakan, kegiatan- kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan
budidaya ikan seperti pemupukan, pemberian pakan dan lain-lain, serta
bahan cemaran yang masuk ke wadah pemeliharaan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam melaksanakan budidaya ikan juga dapat mempengaruhi
kualitas air.
Pemupukan dapat meningkatkan kelimpahan fitoplankton yang
kemudian akan mempengaruhi parameter kimia dan fisika air seperti kandungan
oksigen terlarut, pH, Kecerahan dan sebagainya. Begitu juga pengapuran dapat
mempengaruhi keseimbangan parameter kimia air. Sisa pakan yang tak termakan
oleh ikan akan mencemari air media pemeliharaan dan menurunkan kualitasnya.
Serta pemberian obat – obatan, seperti Kaliun permanganate, akan mempengaruhi
kualitas air. Dari uraian diatas pengukuran dan monitoring kualitas air,
sebagai bagian dari pengelolaan kualitas air, merupakan hal yang penting untuk
dilakukan dalam menjalankan manajemen budidaya ikan yang baik.
Pengukuran dan monitoring dilakukan untuk : a.
mengevakuasi kualitas air yang digunakan untuk budidaya b. Menilai
produktivitas danau atau kolam sebagai dasar untuk penebaran dan memperkirakan
hasil c. Pengukuran dan monitoring yang terus menerus untuk pengelolaan
kesehatan ikan d. Mengetahui penyebab kematian ikan yang tiba-tiba atau
pertumbuhan yang rendah Menjamin amannya perlakuan-perlakuan lain seperti
pengobatan, pemupukan dan lain-lain IV. KOMPONEN UTAMA PADA BUDIDAYA IKAN NILA
IV.1. Suhu Suhu air merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat
penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup melalui
pengaruhnya pada kecepatan pertumbuhan, kecepatan metabolisme di dalam tubuh
ikan. Sehingga diperlukan sehu optimal agar fungsi biologis ikan
Gambar
15. Kolam Pendederan Ikan
- Kimia Dari sekian banyak parameter
kimia kualitas air ada beberapa yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, antara
lain :
a.
Oksigen terlarut, yang akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat bila
konsentrasinya rendah kan
menyebabkan kematian;
b.
Konsentrasi Ammonia, konsentrasi NH3 yang tinggi akan meracuni ikan;
c.
Konsentrasi Nitrit, akan mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan;
d.
Alkalinitas, anak ikan membutuhkan kalsium dan alkalinitas yang rendah akan
menurunkan pertumbuhan;
e.
pH yang rendah akan merendahkan daya tahan ikan pada penyakit dan ikan akan
mudah terserang penyakit yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan. Selain
itu juga pH rendah juga menghambat penyerapan oksigen dari air oleh insang. pH
tinggi akan meningkatkan prosestase NH3 dalam air
f.
Bahan organik, penumpukan bahan organic dari sisa pakan maupun faeces
menyuburkan bacteria dan protozoa yang kemudian akan menyebaban penurunan
kandungan oksigen terlarut.
g. Bahan pencemar, seperti limbah rumah tangga
dan limbah industri, akan mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan ikan yang
dibudidayakan
- Pergantian Air Untuk menjaga
kualitas air, pergantian air merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan terutama pada budidaya secara intensif. Tetapi kecepatan arus
yang tinggi juga akan menurunkan kecepatan pertumbuhan karena penggunaan
energi untuk berenang.
Ketiga bagian faktor dari faktor air tersebut berinteraksi
dengan faktor-faktor lainnya ataupun antar ketiganya secara langsung maupun
tidak langsung dalam mendukung produksi ikan yang dibudidayakan. Dalam hal
pengelolaan induk dan benih ikan nila maka faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan gonad pada induk ikan dan pertumbuhan serta
kelangsungan hidup benih ikan.
V. TEKNIK PERKOLAMAN / WADAH PEMELIHARAAN
DALAM BUDIDAYA IKAN NILA
Teknik perkolaman dalam Budidaya Ikan Nila didasarkan pada
system pemeliharaan baik itu secara intensif,semi intensif, maupun tradisional
dan didalam pembenihan dan tergantung besar ikan yang dipelihara di dalam
pembenihan Ikan Nila yang dilakukan oleh petani rata – rata dilakukan secara
semi intensif dengan menggunakan kolam tanah / tenang baik untuk pembenihan,
pendederan maupun pembesarannamun dalam pembesaran banyak yang sudah
menggunakan pemeliharaan Ikan secara Intensif, misalnya di Jaring Terapung, Running
Water Sistem, Parit Kolektif, Karamba, dll. V.1 Syarat –Syarat Pembuatan Kolam
/ Wadah Pemeliharaan V.1.1 Kolam Tenang 1. tersedianya air sepanjang tahun
dengan kuantitas dan kualitas yang baik untuk media hidup ikan dan dapat
menjamin kontinyuditas produksi sepanjang tahun 2. adanya lahan untuk areal
perkolaman dengan kemiringan tanah 15- 30% dengan Porositas yang rendah V.1.2
Kolam Air Deras / Running Water Sistem
1.
tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang baik untuk
media hidup ikan dan dapat menjamin kontinyuditas produksi sepanjang tahun 2.
adanya lahan untuk areal perkolaman dengan kemiringan tanah 15- 30% V.1.3
Jaring Terapung 1. adanya Danau, Bendungan, Untuk Penyimpanan Jaring. 2.
Tersedianya Air dengan kuantitas yang baik sebagai media hidup Ikan V.I.4 Parit
Kolektif / Karamba 1. adanya Selokan / saluran air baiktertier maupun sekunder
yang dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan Parit Kolektif / Karamba 2.
tersedianya air sepanjang tahun dengan kuantitas dan kualitas yang untuk
menjamin kelangsungan hidup ikan dan kontinyuditas produksi V.2 Syarat-Syarat
Pembuatan Kolam / Wadah
Gambar 16. Kolam Ikan terpal
Pemeliharaan Ukuran Kolam yang diperlukan dalam Budidaya
Ikan Nila tergantung dari luas lahan yang tersedia serta Budidaya Ikan yang
akan dikembangkan. Kontruksi Kolam Tanah / Tenang dapat terbuat dari tanah
dimana tengahnya dilapisi oleh plastik tebal dengan meninggikan tanah sebagai
pematang kolam atau dapat pula ditembok.
Untuk kolam mempunyai porositas tinggi sebaiknya
mengunakan kontruksi beton / tembok Berdasarkan pengalaman para petani luas
pembenihan nila adalah 300 Meter persegi untuk penebaran 1 paket induk ( 100
ekor jantan 400 ekor betina ) dengan kedalam kolam 0,75-1 Meter dengan
kemiringan dasar kolam 5-10%dan ketinggian air 0,5-0,75 Meter Pada bagian
tengah kolam dibuat kamalir dan pada pengeluaran memakai anak kolam ( bak )
ukuran 1x3x0,5 Meter sebagai tempat berkumpulnya ikan pada saat panen. Saluran
pemasukan kolam harus lebih kecil dari saluran pengeluaran misalnya ( untuk
pemasukan 3 inci untuk pengeluaran 4 inci )
Pengeluaran dapat dipakai kontruksi
sitem monik / system sipon. Artinya, air yang keluar di pembuangan adalah
kondisi air yang terburuk biasanya pada dasar kolam di pembuangan air. V.3
Contoh – Contoh Wadah Pemeliharaan V.3.1 Kolam Tenang ( Gambar, Penampang Atas
) ( Gambar, Penampang Samping Kiri dan Kanan )
Gambar 17. Panen Raya Ikan Nila
No comments:
Post a Comment
komentar